2. Aplikasi chatbot : Untuk meningkatkan interaksi langsung dengan respons yang cepat.
3. Aplikasi mobile: Untuk memberikan pengalaman pelanggan yang sederhana dengan akses yang mudah ketika melakukan pembelian secara online.
4. Integrasi media sosial: Untuk membangun brand awareness dan engagement dilengkapi dengan pelacakan maupun analisis kampanye media sosial yang lebih luas.
Sedangkan pada B2B, implementasi teknologi menyoroti efisiensi proses bisnis dan peningkatan komunikasi antara perusahaan maupun klien. Teknologi dalam B2B dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan hubungan jangka panjang yang solid, memastikan layanan yang andal, serta mengoptimalkan proses yang kompleks.
Sehingga teknologi yang diterapkan dapat membentuk sebuah sistem yang komprehensif, meliputi:
1. CRM (customer relationship management): Untuk mengelola dan memantau hubungan klien, melacak interaksi, serta mengatur pipeline penjualan agar prospek dan klien terorganisasi dengan efektif.
2. ERP (enterprise resource planning): Untuk mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis (keuangan, produksi, pemasaran) ke dalam satu platform, mengkoordinasi antar-departemen dalam perusahaan.
3. Marketing automation: Untuk mengotomatiskan tugas pemasaran, seperti email marketing, nurture campaign, dan scoring leads, yang dapat menunjang hubungan jangka panjang dengan klien.
4. Data analytics & business intelligence: Untuk menganalisis data pelanggan secara mendalam, agar kebutuhan klien lebih mudah dipahami.
Memahami perbedaan antara B2C dan B2B marketing adalah langkah awal dalam merancang strategi pemasaran yang efektif. Perusahaan juga dapat mengoptimalkan strategi pemasaran selaras dengan kebutuhan unik masing-masing audiens demi memperkuat posisi perusahaan di pasar yang kompetitif.