Jadi arti keseluruhan berjalan di malam hari. Tujuannya yakni sama untuk kegiatan spiritual, bukan untuk hiburan atau olahraga.
Di Pura Mangkunegaran dan Keraton Surakarta, aturannya juga tidak jauh berbeda. Para peserta harus memakai busana formal Jawa dan khidmat mengikuti kirab. Peserta tidak diperkenankan ngobrol dan bermain handphone
Keraton Surakarta sendiri memiliki keunikan tersendiri dalam kirab Malam 1 Suro. Dalam acara kirab tersebut para rombongan kirab lazim menyertakan sejumlah kerbau bule keturunan Kyai Slamet.
Kala itu, Kyai Slamet merupakan kerbau bule persembahan Bupati Ponorogo di masa pemerintahan Sunan Paku Buwono II.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo 29 Juli 2022, Biarkan Waktu yang Menyelesaikan Masalah Anda
Sehingga dalam hal itu, Keturunan dari Kyai Slamet selalu disertakan sebagai pelopor di depan rombongan kirab.
Sekadar informasi arti dari kata Slamet dalam bahasa Jawa adalah sama selamat dalam bahasa Indonesia, sehingga Keluarga Kyai Slamet sejatinya adalah simbol keselamatan.
Kerbau tersebut hanyalah simbol permohonan keselamatan, permohonan tentu saja ditujukan kepada Tuhan, yakni Allah SWT.
Demikianlah makna kirab Malam 1 Suro di Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, Pura Mangkunegaran dan Pura Pakualam.***