JAKARTA, Klikaktual.com - Sebagian umat muslim sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci.
Termasuk juga umat muslim dari Indonesia. Dalam menjalankan ibadah haji, terdapat puncak haji ialah wukuf di Arafah.
Setelah Wukuf di Araf, kemudian Mabit di Muzdalifah dan lempar jumrah.
Istilah Mabit di Muzdalifah adalah rangkaian ibadah haji setelah wukuf di Arafah mereka diwajibkan mabit di Muzdalifah untuk merehatkan badan dan menjaga stamina saat lempar jumroh.
Nah mabit sendiri ialah Hadir di Muzdalifah pada malam hari sebelum terbit fajar, di malam hari nahar, setelah wukuf di Arafah.
Baca Juga: Jadwal Acara GTV Selasa, 5 Juli 2022: The Martian Pukul 23.30 WIB
"Perintah Allah swt untuk berdzikir dari Arafah sampai ke bukit Quzah (Masyarilharam) di Muzdalifah (QS. 2: 198) dan senantiasa memohon ampun kepada Allah. (QS .2: 199).
Firman Allah Artinya : “Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berdzikirlah kepada Allah sampai di Masarilharam (Muzdalifah) dan berdzikirlah dengan menyebut nama Allah sebagaimana telah ditunjukkannya kepadamu” (QS.2:197)."
“Kemudian bertolaklah kamu dari orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS.2:198)
Rangkaian ibadah haji tentunya memiliki. Keutamaan berikut keutamaan mabit di Muzdalifah dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: Jadwal Acara GTV Selasa, 5 Juli 2022: The Martian Pukul 23.30 WIB
Mabit di Muzdalifah dipergunakan untuk merenungi diri-sendiri agar memperoleh kesadaran dan hikmah.
Sebelum matahari terbenam di hari Arafah,maka jamaah haji menuju Muzdalifah dengan tertib dan sopan seraya membaca talbiyah.
Setelah sampai di Muzdalifah melakukan sholat maghrib 3 rakaat dan Isya’ 2 rokaat dengan dijama’. Kemudian mencari kerikil untuk melempar jumrah (jamarat) esok harinya sebanyak 50-70 butir kerikil, kemudian tidur di atas tikar di tempat terbuka.