BANDUNG, Klikaktual.com - Sebagian besar masyarakat di Indonesia sudah terbiasa mengamalkan amalan membaca doa di awal dan di akhir tahun, namun apakah benar amalan tersebut berasal dari Rasulullah?.
Menurut Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid rahimahullah, seorang pengajar di Masjid Nabawi ketika beliau masih hidup ia berkata, "Syariat Islam tidak pernah mengajarkan atau menganjurkan doa atau dzikir untuk awal tahun. Manusia saat ini banyak yang membuat kreasi baru dalam hal amalan berupa doa, dzikir atau tukar menukar ucapan selamat...".
Lalu ada Syaikh At Tuwaijiriy, beliau berkata, "Kita tahu bahwa doa adalah ibadah, pengkhususan suatu ibadah harus dengan dalil. Doa awal dan akhir tahun tidak ada tuntutan dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam..."
Baca Juga: UI BBC Gelar Seminar Legislatif, Pemimpin Harus Punya Misi dan Visi yang Jelas
Dari perkataan Syaikh Bakr bin Abdillah rahimahullah dan Syaikh At Tuwaijiriy kita bisa mengetahui bahwa, doa awal dan akhir tahun sendiri tidak ada tuntutan dari Rasulullah.
Alangkah baiknya kita beramal dengan dalil yang jelas dari Rasulullah langsung, karena suatu amalan yang tidak berasal dari Rasulullah maka hanya sia-sia saja.
Berikut adalah dalil yang menjelaskan:
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718).
Benar-benar merugi orang yang beramal, tapi tidak mendapatkan ganjaran apapun.
Baca Juga: Banjir Lahar Dingin dan Tanah Longsor di Kabupaten Lumajang Rusak Sejumlah Fasilitas Umum
Al-Qur'an pun menyebutkan orang-orang yang merugi karena beramal tidak berlandaskan dengan dalil,
"Katakanlah (Muhammad) "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
"Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya" (QS. Al-kahfi 103-104)
Namun, do'a sahabat Nabi ini boleh diamalkan ketika di awal dan akhir tahun.