Tak lama kemudian, mengingat peristiwa negatif atau argumen, mereka mungkin merasa marah. Satu-satunya hal yang dapat diprediksi pada tahap ini adalah perasaan tak terduga.
2. Memindai
Orang-orang akan mengenang apa yang salah dengan pernikahan mereka. Siapa yang harus disalahkan, apa peran mereka sendiri dalam kegagalan tersebut.
Mereka menghidupkan kembali saat-saat terbaik dalam pernikahan dan meratapi kehilangan yang mendalam.
Pemindaian juga dapat memberikan wawasan konstruktif pola mereka sendiri dalam hubungan. Dalam pengertian ini, ini bisa menjadi pengalaman belajar yang berharga.
3. Kehilangan dan kesepian
Selama tahap ini, seseorang mungkin mengalami rasa kehilangan dan kesepian, serupa dengan yang dialami seseorang saat kematian orang yang dicintai.
Kesepian dapat memanifestasikan dirinya dalam banyak cara. Beberapa mungkin menjadi pasif dan mengasingkan diri, menarik diri dari kontak sosial.
Orang lain mungkin mengalami jenis kesepian yang lebih aktif. Alih-alih duduk di rumah, mereka mungkin sering mengunjungi restoran tua, melewati rumah pasangan mereka, atau pergi dari satu bar ke bar lain, mati-matian mencari penghiburan dari kesepian mereka.
Selama waktu ini juga, setiap perasaan dan emosi negatif yang dialami orang tersebut sebagai seorang anak.
Seperti kecemasan akan perpisahan, harga diri yang rendah atau perasaan tidak berharga, dapat muncul kembali. Menyebabkan banyak tekanan pada individu tersebut.
4. Euforia
Sebaliknya, pada Tahap 2 mungkin mengalami periode euforia. Beberapa orang yang bercerai merasakan kelegaan.
Kebebasan pribadi meningkat, kompetensi baru diperoleh dan menginvestasikan kembali energi emosional ke dalam diri mereka yang sebelumnya diarahkan pada pernikahan. Ini adalah salah satu tahap emansipasi dari perceraian.
5. Ayunan emosional