Baca Juga: 4 Hidden Gem Magelang yang Lagi Hits, Cocok untuk Liburan Bersama Keluarga
Atas perlakuan sang anaknya itu, membuat hati ibunya merasa sakit hati dan juga malu, yang akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari hadapan sang anaknya itu.
Tetapi saat di malam hari, di dalam rumahnya sang ibu berdoa kepada Allah.
“Ya Allah, jika dia memang bukan anakku, aku ikhlas dimaki-maki seperti itu. Tapi jika dia adalah anakku Malin Kundang, tolong tunjukkan kuasamu”, doa sang ibu.
Seusai sang ibu berdoa seperti itu, tidak butuh waktu yang lama, tiba-tiba langit berubah menjadi gelap di sertai petir yang kencang, badai pun datang. Kondisi tersebut membuat kapal yang ditumpangi Malin Kundang, istri dan crewnya oleng hingga karam.
Baca Juga: 4 Destinasi Wisata Pantai di Kebumen, Destinasi Andalan yang Wajib Anda Kunjungi
Sehingga pada ke esokan harinya, warga desa di pesisir pantai digemparkan berita sebuah kapal yang karam dengan batu besar berwujud manusia, yang mereka percaya bahwa itu adalah Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu akibat kedurhakaannya.
Pesan Moral :
Kesuksesan apapun seorang anak, ia tidak boleh lupa darimana ia berasal. Dan seburuk apapun seorang ibu, ia tetaplah ibu yang membesarkan anaknya dan tidak boleh seorang anak mendurhakai ibunya.
Itulah sekelumit kisah cerita rakyat Malin Kundang, semoga ada hikmah yang dapat di petik dari sekelumit kisah di atas, semoga bermanfaat.***