BANDUNG, Klikaktual.com – Apakah ada supporter sepak bola yang mendirikan klub yang dikelola sendiri? Jawabannya ada.
Biasanya mereka menamai aliran sepak bola dengan Punk Football.
Punk Football juga dapat diartikan juga bahwa apapun yang menjadi urusan operasioal klub semuanya diurus oleh para supporter.
Untuk pencarian sumber dana, biasanya mereka tidak mengandalkan sponsorship. Mereka lebih memilih untuk megutamakan kolektif atau patungan.
Selain itu, mereka juga mencari sumber pendaan klub mereka dengan cara menjual merchandise kepada para supporter.
Baca Juga: Riverside Forest, Pergerakan Sepak Bola di Bawah Tanah Kota Bandung
Konsep Punk Footall ini sama saja dengan konsep ketika band yang baru dibentuk akan mengikuti pertunjukan musik atau bisa disebut dengan gigs.
Biasanya, para band yang baru dibentuk tidak dibayar pada gigs atau pertunjukan musik tersebut. Akan tetapi, mereka akan membayar untuk mengikuti gigs tersebut.
Begitu pula dengan punk football. Para supporter tidak perlu dibayar oleh pihak sponsor gunna mendapatkan dana untuk keberlangsungan klub mereka. Namun, mereka harus mandiri mencari dana sendiri salah satunya dengan budaya patungan.
Baca Juga: Profil dan Biodata Ayu Ting Ting, Penyanyi Dangdut Ternama Lengkap dengan Perjalanan Karir
Entah siapa yang pertama meproklamirkan istilah punk football ini pada awalnya. Namun yang jelas, punk football dilahirkan atas keresahan para Supporter yang keberadaannya sudah tidak dihargai lagi.
Di Eropa sana sudah banyak bermunculan klub-klub amatir yang mengusug aliran sepak bola yan baru ini.
Sebagai contoh ialah FC United of Manchester di Inggris dan St Pauli di Jerman. Mungkin nama St Pauli sendiri sudah tidak asing lagi di telinga Supporter sepak bola yang menyukai aliran musik-musik bawah tanah.
Di Indonesia sendiri, ada salah satu klub yang lahir di Kota Bandung dan sepertinya aka menjadi pionir punk football di nusatara ini. Klub itu bernama Riverside Forest.***