"Walaupun pekerjaan saya sederhana seperti ini (berjualan sate), astungkara saya bisa membesarkan dan membimbing dia,” sambung Nengah Ratmiasih sembari mengusap pipinya yang basah.
Baca Juga: Profil Muhammad Ridho, Penjaga Gawang Berlabel Timnas yang Kini Berseragam Bali United
Kehilangan suami sekaligus figur bapak tentu tidak mudah untuknya, apalagi bagi Komang Aryantara.
Beragam pekerjaan pun sempat Nengah Ratmiasih lakoni demi menyambung hidup yang serba tidak pasti. Kerasnya hidup memaksanya bekerja serabutan menjadi kuli angkut di pasar sampai penjahit manik-manik.
Sebagai bentuk tanggung jawab seorang ibu, Nengah Ratmiasih kerjakan semuanya sambil mengurusi Komang Aryantara yang masih kecil.
Baca Juga: Profil Stefano Cugurra, Dua Kali Juara Liga 1 Bersama Bali United
“Waktu Koming baru 10 bulan, saya ajak dia untuk nyuun (menjadi kuli angkut) di Pasar Badung. Kemudian berhenti karena Komang sempat sakit parah," kenang Nengah Ratmiasih.
"Sempat juga bekerja sambilan menjahit manik-manik. Pokoknya waktu itu semua pekerjaan saya lakukan asalkan itu halal untuk dapat uang,” ucap Nengah Ratmiasih lirih.
Seiring bertambahnya usia, Komang Aryantara mulai mengenal dan jatuh cinta dengan sepak bola. Bermodal restu dari sang ibu, kiper berusia 17 tahun ini konsisten menekuni dunia kulit bulat.
“Memang dari kecil dia suka sepak bola dan mainannya itu aja. Nggak seperti anak-anak lain yang main mobil-mobilan," beber Nengah Ratmiasih.
"Saya mendukung Komang karena memang dia suka sekali main bola. Yang terpenting dia senang dan jangan mengeluh ke saya aja,” ungkap Nengah Ratmiasih lantas tertawa.
Langkah Komang Aryantara meniti mimpi menjadi pesepak bola profesional tidaklah mudah. Sebab pemasukan dari berjualan sate sangat tidak menentu, apalagi pada musim Covid-19.
Baca Juga: Profil Jajang Mulyana Pemain Baru Bali United, Binaan Persib yang Pernah Gabung Klub Brazil
Penghematan terpaksa harus dilakukan. Tidak jarang, meminjam uang pun menjadi pilihan yang mau tidak mau harus diambil.