Cirebon, Klikaktual.com – Guyuran hujan pada sebuah sore di Kota Manchester menjadi pemandangan akhir dari karir kepelatihan dari seorang legenda, figur, prodigy dan sosok yang luar biasa bernama Sir Alexander Chapman Ferguson atau yang lebih dikenal dengan Sir Alex Ferguson.
Mata yang berbinar, perasaan bahagia bercampur haru dari lebih 70.000 fans yang menunggu kalimat terakhir dari sosok tersukses dalam sepak bola Britania atau bahkan dunia tersebut.
Sorak sorai bergema seisi stadion ketika announcer menyebutkan satu-persatu gelar yang telah diraih oleh Fergie selama era kepelatihannya di United.
Fans hening beberapa saat ketika Sir Alex memegang microphone dan berdiri tanpa secarik kertas di tangan untuk pidatonya. “I’ve got no script in my mind, I’m just going to ramble on and hope I get to the core of what this club is meant to be,” ujarnya dengan aksen khasnya.
Kurang dari 4 menit pidatonya sore itu seolah merangkum 27 tahun yang sudah ia lalui bersama United. Momen tersebut juga menandai berakhirnya era Manchester United dibawah Fergie. Sebuah era keemasan yang dibangun sejalan dengan dedikasi dan disiplin hingga berakhir pada kejayaan sebuah klub.
Air mata dari beberapa penjuru di Old Trafford saat itu juga adalah pengingat tentang betapa besar pengaruh Fergie bukan hanya di lapangan, tapi di hati penggemar United. Terdapat tatapan-tatapan yang seolah tidak percaya bahwa era Fergie telah berakhir sore itu juga.
Moyes, Van Gaal, Mourinho, Ole dan Ten Haag adalah nama-nama besar dengan CV cukup mentereng yang diproyeksikan membawa United kepada kejayaan lagi. Namun tidak ada satupun dari mereka yang bertahan lebih dari tiga tahun di Manchester, mengindikasikan bahwa mereka bukan nama yang tepat untuk klub.
Kini seorang manajer yang terbilang masih sangat muda asal Portugal dengan hanya berpengalaman liga domestik sedang berada dalam musim ke-2nya untuk mengulang kesuksesan yang dibangun Fergie di United. Terasa sulit, namun bukan tidak mungkin.
Beban besar di pundak Ruben Amorim, banyak yang memprediksinya akan menjadi salah satu nama manajer yang dipecat di pertengahan musim ini, namun tak sedikit pula yang berada di belakangnya untuk mendukung filosofi dan proyeksi yang ia bangun.
Kembali kepada momen farewell Sir Alex di hari terakhirnya sebagai manajer United, ia meminta untuk para fans mensupport manajer penggantinya pada saat itu yakni David Moyes. “Your job now is to stand by our new manager,” tegasnya. Namun dalam konteks yang lebih luas, Sir Alex seakan meminta untuk fans loyal kepada siapapun yang menahkodai klub, dalam hal ini yaitu Ruben Amorim.
Menarik ditunggu apakah Amorim adalah figur manajer yang selama ini United cari? Apakah Amorim adalah ‘the new prodigy’?. Musim ini akan membantu kita menemukan jawabannya! (Mochamad Haris Sundapa)