KLIKAKTUAL.COM - Aktor Film Ketika Cinta Bertasbih mengajak para Dai muda manfaatkan Media Digital.
Hal itu menurut M.Cholidi, sangat berpengaruh besar dalam membentuk persepsi publik.
"Media digital itu adalah senjata kita dalam berdakwah. Kalau kita tidak kuasai, maka ruangnya akan diisi pihak lain," ujar Cholidi, dikutip dari laman resmi Kemenag, pada hari Sabtu, 9 Agustus 2025.
Cholidi mengingatkan, film bukan sekadar hiburan, tapi media ilmiah yang dapat membentuk opini, menginspirasi tindakan, bahkan mengubah gaya hidup masyarakat.
Ia mencontohkan pengaruh luar biasa dari film Ketika Cinta Bertasbih, yang ia bintangi sejak 2009.
"Saya pernah ke Hong Kong sampai tiga kali untuk berdakwah. Ada yang mendekati saya dan bilang, ini anak kami, kami beri nama Nasya karena terinspirasi nonton film Ketika Cinta Bertasbih," ucapnya.
Pengalaman serupa juga terjadi di Purwakarta. Saat sedang uji coba mobil, Cholidi dihampiri seorang warga yang membawa bayi.
"Dia bilang, ini anak saya, saya beri nama Muhammad Cholidi Asadil Alam, lengkap banget, saya sampai bilang, dapat royalti dong saya," canda Cholidi yang disambut tawa peserta.
Menurutnya, kekuatan film terletak pada daya pengaruhnya yang dalam dan luas. Ia bahkan mengisahkan ada tetangganya di Kalimantan, yang memberi nama anaknya Muhammad Almino Asadil Alam, karena terinspirasi dari semangat perjuangannya.
"Film bisa membentuk kedekatan emosional. Bukan hanya dikenal, tapi dikenang. Dan itu semua bisa diarahkan untuk dakwah yang berdampak," jelasnya.
Sebagai praktisi sekaligus akademisi, Cholidi menjelaskan struktur konten dalam teori komunikasi massa.
Film atau sinematografi berada di tingkat tertinggi dalam hierarki konten digital, diikuti trailer, teaser, hingga turun ke bentuk-bentuk pendek seperti video TikTok dan konten media sosial lainnya.
"Kalau film bisa satu jam, maka trailer satu menit, teaser bisa hanya 10 detik. Dari situ muncul konten-konten turunan. Itu semua bisa jadi jalur dakwah bila dikelola dengan niat dan strategi yang tepat," tegasnya.