JAKARTA, KLIKAKTUAL.COM - Film animasi Indonesia Merah Putih One For All tengah ramai menjadi bahan diskusi di kalangan netizen.
Pasalnya, film yang kabarnya mendapatkan dana dari pemerintah sebesar 6,7 Miliar ini dinilai tidak layak untuk ditayangkan di bioskop.
Grafis gambar yang dinilai asal jadi ini membuat film Merah Putih One For All menuai hujatan yang luar biasa dari para netizen.
Namun, dibalik semua polemik yang terjadi film Merah Putih One For All ini memiliki beberapa fakta yanv wajib diketahui sebelum menonton.
Baca Juga: Sinopsis Our Golden Days, Drama Weekend Terbaru KBS sudah Tayang di Vidio
Berikut fakta-fakta seputar film merah putih one for all
1. Dana miliaran rupiah, eksekusi mengecewakan
Film animasi ini dikabarkan telah menghabiskan biaya produksi Rp 6,7 miliar, namun cuplikan trailer yang dirilis justru memperlihatkan animasi kaku dan juga minim detail..
Bahkan banyak warganet menyamakan kualitasnya dengan game jadul atau proyek tugas sekolah.
Baca Juga: Daftar Pemain Drama Korea Our Golden Days Tayang di KBS dan Juga Vidio
2. Proses produksi yang dinilai sangat cepat
Produser film Merah Putih One For All, Toto Soegriwo mengakui pengerjaan film dilakukan kurang dari satu bulan untuk mengejar momen HUT kemerdekaan RI ke-80 hingga akhirnua memicu keraguan netizer terhadap hasil akhir.
3. Diduga membeli aset dari marketplace
Konten kreator YouTube Yono Jambul baru-baru ini menemukan sejumlah aset film dibeli dari marketplace seperti Daz3D, termasuk latar bernama “Street of Mumbai” yang dinilai tidak mencerminkan nuansa lokal negara Indonesia.
Baca Juga: Siap Bersaing dengan Demon Slayer, Ini Sinopsis Film Merah Putih One For All, Telan Budget Hingga 6,7 Miliar
4. Dibandingkan dengan Demon Slayer dan juga Jumbo
Warganet tentu saja membandingkan film ini dengan anime Demon Slayer dan animasi lokal Jumbo.
Anime Demon Slayer disebut hanya menghabiskan dana sekitar Rp 1,8 miliar per episode namun dapat menghadirkan kualitas kelas dunia, sementara Jumbo dinilai berhasil mengangkat standar animasi Indonesia.
5. Website produksi tidak dapat diakses
Baca Juga: 300 Pengemis di Wisata Religi Sunan Gunung Jati Ditertibkan, Bupati Imron : Kami Ingin Peziarah Nyaman
Merah Putih: One For All digagas oleh studio Perfiki Kreasindo dengan para tim yang hampir tidak terendus jejak digital-nya.
Sayangnya, situs resminya justru memunculkan error 404 saat dicari publik, seolah produksi ini sengaja ingin membatasi informasi, atau memang belum siap untuk diungkap seutuhnya.
Merah Putih: One For Al dibuat oleh Perfiki Kreasindo, rumah produksi di bawah Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Produser eksekutif Sonny Pudjisasono dan Endiarto.
Nama Endiarto juga menjadi sutradara dan penulis skenario bersama Bintang Takari. Nama Bintang Takari inilah yang menjadi animator dari filmnya.
Baca Juga: Dijamin Lucu, Ini Lomba 17 Agustus Untuk Anak-anak, Bikin Ketawa Terpingkal-pingkal
Tentu saja dengan keterbatasan akses hal ini menambah tanda tanya soal transparansi pihak produksi.
Itulah fakta-fakta seputar film merah putih one for all. Semoga bermanfaat.