CIREBON, KLIKAKTUAL.COM- Kondisi susah tidur merupakan hal yang umum terjadi atau sering dialami oleh banyak orang.
Meskipun demikian, keadaan susah tidur tidak boleh disepelekan karena dapat mempengaruhi aktivitas harian.
Masalah susah tidur akan menyebabkan kualitas tidur menjadi buruk sehingga produktivitas di pagi hingga sore hari bisa terganggu akibat tubuh yang lemas dan tidak bersemangat.
Dilansir dari thehealthy.com, National Sleep Foundation merekomendasikan agar orang dewasa tidur antara tujuh sampai sembilan jam per malam. Namun, sebagian besar orang tidur dengan jumlah jam kurang dari itu.
Gejala insomnia
Beberapa gejala insomnia antara lain sulit tidur di malam hari, terbangun di malam hari dan bangun terlalu pagi sehingga tidak merasa cukup istirahat setelah tidur malam.
Dampak insomnia
Adapun dampak insomnia beragam seperti kelelahan di siang hari atau kantuk, lekas marah, depresi atau kecemasan, kesulitan untuk fokus pada tugas, kesulitan mengingat; peningkatan kesalahan atau kecelakaan, dan kekhawatiran terus-menerus akan tidur.
Penyakit insomnia dapat datang dalam berbagai bentuk, tergantung pada seberapa lama seseorang mengalaminya dan bagaimana pengaruhnya terhadap siklus tidur mereka.
Jenis insomnia
Penyakit insomnia dibedakan menjadi tujuh jenis, diantaranya:
1. Insomnia jangka pendek
Jenis insomnia ini berlangsung hingga sekitar tiga bulan. Insomnia jangka pendek juga dikenal sebagai insomnia akut atau insomnia "penyesuaian".
Menurut James A. Rowley , MD, interim chief di divisi pulmonary, critical perawatan & pengobatan tidur di Detroit Medical Center, jenis ini biasanya dipicu oleh peristiwa besar dalam hidup seperti kematian orang yang dicintai, pekerjaan baru atau stres, atau bahkan karena merencanakan pernikahan.
James juga menjelaskan jika kondisi tersebut biasanya sembuh dengan sendirinya. Tetapi jika pengobatan dirasa perlu, obat penenang-hipnotik seperti Zolpidem atau Temazepam dosis rendah dapat diresepkan untuk satu sampai dua minggu.
2. Insomnia kronis
Tipe insomnia kronis yaitu keadaan seseorang yang memiliki kesulitan tidur setidaknya tiga malam dalam seminggu dalam kurun waktu tiga bulan atau lebih.
Penyebabnya tidak selalu jelas, umumnya karena stres, kebiasaan tidur yang buruk, obat-obatan, masalah kesehatan mental, dan terlalu banyak mengonsumsi kafein, nikotin, atau alkohol pada larut malam.
James mengungkapkan jika terapi terbaik untuk insomnia kronis adalah terapi perilaku kognitif.
Ia menjelaskan bahwa terapi ini pada dasarnya mengajarkan pasien cara tidur kembali secara alami.
Komponen-komponen yang sering diterapkan dari terapi tersebut yaitu mempraktikkan kebersihan tidur yang baik misalnya tidak ada TV di tempat tidur, kontrol stimulus dengan tidak berada di tempat tidur jika terjaga, pembatasan tidur atau menghabiskan waktu di tempat tidur hanya untuk tidur dan relaksasi.
3. Insomnia komorbid
Insomnia komorbid juga dikenal sebagai insomnia sekunder yang merupakan gejala atau akibat dari penyakit medis atau psikiatri lainnya.
Berdasarkan National Sleep Foundation, insomnia komorbid dapat terjadi dengan gangguan kejiwaan seperti kecemasan, depresi atau penyalahgunaan zat, masalah medis umum seperti penyakit kardiopulmoner, kondisi muskuloskeletal yang menyakitkan, penyakit gastrointestinal, gagal ginjal kronis, dan penyakit saraf, atau penyalahgunaan zat seperti alkohol, tembakau, obat resep, atau obat bebas.
Jenis insomnia komorbiditas biasanya diobati secara langsung oleh dokter untuk meningkatkan hasil dari kondisi primer dan mencegah kekambuhan.
4. Insomnia psikofisiologis
Meskipun ada beberapa subtipe insomnia kronis, yang paling umum adalah insomnia psikofisiologis.
Insomnia jenis ini umumnya ditandai dengan mengantuk pada waktu tidur, tetapi segera setelah mereka memulai untuk tidur mereka 'bangun' dan berusaha untuk tertidur.
James mengatakan pasien insomnia psikofisiologis ketika naik ke tempat tidur, mereka sering bolak-balik dan sering melihat jam dan mencoba 'memaksa' diri mereka untuk tidur, yang secara paradoks, membuat insomnia mereka semakin buruk.
Orang dengan tipe ini sering mengembangkan kebiasaan tidur yang buruk seperti menonton TV, melihat ponsel, atau membaca di tempat tidur, dan mungkin mulai merasa stres di siang hari tentang tidurnya karena khawatir akan tidur.
5. Insomnia onset
Insomnia onset adalah salah satu cara manifestasi insomnia psikofisiologis, yang ditandai dengan kesulitan tidur di awal malam.
Berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sleep Medicine, kondisi lain yang dapat menyebabkan timbulnya insomnia termasuk gerakan tungkai periodik dalam tidur, sindrom kaki gelisah, sindrom apnea-hipopnea tidur obstruktif, gagal jantung kongestif, dan sindrom fase tidur tertunda.
Insomnia onset efeknya bisa sangat luas seperti perubahan suasana hati, lekas marah, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, merasa lelah terus-menerus sepanjang hari, kehilangan gairah seks, peningkatan kecanggungan, dan perasaan cemas serta depresi.
Insomnia jenis ini bisa diatasi dengan alat bantu tidur farmakologis, terapi perilaku, dan terapi homeopati atau alternatif.
6. Insomnia tengah malam atau Maintenance insomnia
Insomnia tidak selalu terjadi di awal malam saat menjelang tidur. Kesulitan untuk tetap tidur dan kembali tidur setelah bangun di malam hari disebut atau insomnia "tengah malam" atau maintenance insomnia.
Insomnia jenis ini bisa diatasi dengan memperhatikan kebersihan tidur yang baik.
Jika sering terbangun tengah malam karena ingin buang air kecil, maka hindari minum setelah jam 7 malam dan kosongkan kandung kemih sepenuhnya sebelum tidur.
Jaga keadaan kamar tidur tetap tenang, gelap, tidak berantakan, dan pada suhu 65 derajat F, yang diyakini sebagai suhu optimal untuk tidur nyenyak yang lama.
Adam Splaver , MD, dari NanoHealth Associates, merekomendasikan teknik pengurangan stres seperti yoga, meditasi, tai chi, dan chi gong agar terhindar dari insomnia.
7. Insomnia kehamilan
Kesulitan tidur selama kehamilan merupakan hal yang biasa. Menurut American Pregnancy Asociation, insomnia memengaruhi sekitar 78 persen wanita hamil.
Penyebab umum disebabkan oleh rasa tidak nyaman karena ukuran perut yang membesar, sakit punggung, mulas, sering buang air kecil di malam hari, kecemasan akan kehamilan atau kelahiran bayi, perubahan hormon, dan mimpi.
Solusinya yaitu dengan mandi air hangat atau pijatan sebelum tidur. Ibu hamil juga dapat mencoba teknik relaksasi, seperti yang biasanya diajarkan selama kelas persalinan.
Demikian pembahasan mengenai susah tidur yang merupakan gejala insomnia.***