JAKARTA, Klikaktual.com - G30S PKI menjadi salah satu peristiwa yang memilukan dalam sejarah Indonesia.
Sebanyak 7 perwira menjadi target dalam peristiwa G30S PKI 57 tahun silam. Lubang Buaya dijadikan tempat penyimpanan jenazah para korban peristiwa G30S PKI itu.
Lokasi Lubang Buaya memiliki makna historis tersendiri. Lubang Buaya berlokasi di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Nama Lubang Buaya sebenarnya sudah ada sebelum pertistiwa G30S/PKI terjadi. Nama tersebut adalah nama desa dan kelurahan.
Baca Juga: Sejarah Peristiwa Berdarah G30S PKI di Negara Indonesia yang Wajib Kamu Tahu
Desa Lubang Buaya pada tahun 1965 tidak ramai seperti sekarang. Kondisi Jakarta Timur saat itu masih berupa hutan karet dan kebun.
Di desa itu hanya ada sekitar 13 rumah yang letaknya saling terpencar jauh. Tiap kawasan hanya dihuni oleh tiga rumah dengan satu sumur.
Lantas, bagaimana asal-usul nama Lubang Buaya?
Pertanyaan soal asal usul Lubang Buaya dapat dijawab melalui penelitian jurnal Local History & Heritage yang ditulis oleh Aqilah Afifadiyah Rahman.
Baca Juga: Ini Catatan Hari Bersejarah, Hari Besar dan Libur Nasional di Bulan Oktober!
Dalam penelitiannya disebutkan di sekitar wilayah tersebut dulunya memiliki sungai yang dihuni oleh buaya. Tidak hanya buaya hewan reptil, namun juga buaya dari 'dunia lain' yang tidak kasat mata. Buaya ini disebut dengan siluman buaya putih.
Siluman buaya putih tersebut berhasil ditangani oleh seorang ulama bernama Pangeran Syarif atau Datok Banjir. Hal itulah yang menjadi asal-usul penamaan Lubang Buaya di wilayah tersebut.
Pasukan Belanda pernah hendak memiliki keinginan untuk menguasai daerah Lubang Buaya namun gagal. Kegagalan tersebut diyakini karena doa yang dipanjatkan oleh Datok Banjir.
Pada akhirnya, daerah Lubang Buaya dimanfaatkan sebagai tempat pembunuhan dan pembuangan 7 pahlawan nasional yang terdiri dari 6 perwira tinggi dan 1 perwira menengah TNI AD.