Mengetahui hal itu, Nyi Misni sebagai Ibu dari Ki Saptadi marah dan melakukan ritual kutukan yang ditujukan pada jabang bayi Nyi Sinta. Karena itulah kenapa bayi tersebut lahir tanpa kulit.
Ki Donowongso pun membunuh tiga anak perempuan dan menguliti mereka untuk dijadikan wayang kulit. Setiap acara pergelaran wayang menggunakan kulit tiga anak itu, kulit Rahayu perlahan menjadi normal.
Ki Donowongso pun difitnah oleh Ki Saptadi, dia menyamar sebagai dalang dan membantai sebagian warga termasuk Nyi Sinta dan Ki Donowongso sendiri, lalu mengambil wayang kulit pergelaran itu.
Salah satu cara untuk mengakhiri kutukan itu adalah, dengan cara mengambil kulit tiga gadis yang diambil Ki Saptadi. Lalu dikuburkan bersama jasad tiga anak yang berada di rumah besar Rahayu.
Maya/Rahayu segera menggali jasad tersebut dan menguburkannya bersama wayang. Sehingga kutukan itu berakhir.
Setelah itu munculah Nyi Misni yang mengatakan jika dia adalah pembantu yang diperkosa oleh Ayah Ki Donowongso hingga lahirlah Ki Saptadi. Semua ini dia lakukan untuk membalaskan dendam.
Maya sempat gantung dan hendak dibunuh oleh Ki Saptadi dan Nyi Misni. Namun, ia menjelaskan jika dia adalah sosok Rahayu yang merupakan anak hasil perselingkuhan dari Ki Saptadi dan Nyi Sinta.
Ki Saptadi sempat tertegun. Menyesal dengan segala dosanya, Ki Saptadi akhirnya bunuh diri disusul oleh Nyi Misni yang juga ikut bunuh diri melihat kematian putranya itu.
Pada akhirnya, Maya atau Rahayu pergi meninggalkan desa tersebut seiring dengan kutukan yang berakhir. Setelah kejadian itu, bayi-bayi di desa tersebut mulai lahir dalam keadaan normal.***
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di Jabarhits dengan Judul Alur Cerita Film ‘Perempuan Tanah Jahanam' Karya Joko Anwar, Sang Sutradara Pengabdi Setan